Ilustrasi Niniak Mamak |
Kabupaten Solok, kenagarian batang barus, kecamatan gunung talang, pada jum’at 16 maret 2012. Manduduak an mamak Ternyata tradisi tersebut masih bertahan hingga sekarang. Manduduak an mamak merupakan salah satu tradisi yang dilakukan di minangkabau sebelum dilakukannya acara pernikahan atau baralek. Dimana semua sanak saudara yang satu susku harus berkumpul di bawah satu payung seoarang datuk. Acara ini dilakukan dirumah salah seorang warga yang bersuku melayu. acara ini dihadari oleh para datauak, manti, malin dubalang dan masyarakat suku melayu. Dalam acara ini tidak hanya para wanita dan laki-laki suku melayu yang hadir melainkan seluruh anggota keluarga harus hadir terkecuali bagi sang pengantin. Pengentin harus berada di rumah yang berbeda .
Sebelum acara diadakan pada malam
hari seusai shalat isya, para ibu-ibu terlebih dahulu harus menyiapkan makanan
untuk dimakan bersama nantinya. Jenis makanannya pun tidak kalah dari jenis
makanan dari acara pernikahan tentunya yang paling wajib adalah samba randang.
Acara manduduak an mamak dimulai
pada pukul 20.00 wib hingga pukul 22.30. acara pembukaan di bacakan oleh
seoarang malin yang bergelar Malin Sampono dan menyampaikan maksud bahwa salah seoarang
dari kemenakan yang bersuku melayu telah dijemput oleh seorang laki-laki untuk
dijadikan sebagai istri. Akan tetapi untuk kelangsungan acara pernikahan
diperlukannya gotong royong dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dirasa
perlu nantinya. Pada mulanya malin memberitahukan kapan akan diadakannya
pernikahan dan kemudian melemparkannya kepada sanak saudara yang hadir .
Seperti pepatah adat yang disampaikan dalam acara yaitu kok tatangguak di batu samo kabaratan, kok tatangguak diudang samo
mamalai. Yang bermaksud bahwa apakah semua sanak saudara yang hadir setuju
bekerjasama untuk melangsungkan acara baralek.
Kemudian acara dilanjutkan dengan
pembicaraan-pembicaraan seperti acara apa yang akan dilaksanakan pada malam jago-jago, apakah acara baralek
dilangsungkan sabalah ataukah maantaan nasilamak, kapan akan diadakan
acara mamanggia, kapan akan mencari
kayu untuk masak, dan lain-lain. Hingga di capai sebuah kesepakatan dari
topic-topik pembicaraan tersebut.
Acara selesai pada pukul 22.00 dan
ditutup dengan acara makan basamo, baru kemudian pukul 22.30. para sanak
saudara mulai meninggalkan tempat acara dan kembali kerumahnya masing-masing. (
Sri Wahyuni).
Posting Komentar