PADANG.AJOH.
Beasiswa bidik misi adalah sebuah program Universitas seluruh Indonesia
dimana dananya di alokasikan kepada mahasiswa yang tidak mampu untuk membayar
uang kuliah dan segala keperluan kuliah, yang dimana semuanya berlangsung
selama 4 tahun batas mahasiswa tersebut lulus dalam pendidikan sarjananya di
Universitas tersebut.
Dalam
mealokasikan beasiswa tersebut, para pemimpin Universitas telah melakukan
berbagai survey terhadap mahasiswa yang akan menerima, apakah mereka pantas
untuk menerimanya, atau kah tidak. Dalam prespektif seperti ini UNAND telah
melakukannya dengan baik, namun belum sepenuhnya baik. Masih banyak di
lingkungan UNAND mahasiswa yang seharusnya tidak mendapatkan beasiswa tersebut,
tapi mereka dapat.
“Mahasiswa
hanya sebagai tikus-tikus yang diperbodoh dan beasiswa tersebut bisa di dapatkan
dengan Cuma-Cuma. Banyaknya para pemimpin UNAND memainkan monopolinya di dalam
bidik misi ini. Yang dimana eksistensi bidik misi ini tidak tau mau kemana
harus di alokasikan lagi. Dan mahasiswa penerima bidik misi
tersebut tidak dapat melalukan arpirasinya di dalam perkuliahan dan tidak
adanya kebebasan di dalam bertindak, selalu saja merasa di pantau, karena mereka
sudah terikat dengan adanya surat perjanjian yang mereka tandatangani,” kata
Gubernur BEM Fakultas Ilmu Budaya UNAND Eldo pada saat ditanyakan mengenai
masalah bidik misi tersebut di ruang hima sejarah UNAND, Padang, Selasa (31/1).
Beasiswa
Bidik misi ini kebanyakan hanya orang-orang yang mampu dan mereka kenal
terhadap birokrasi UNAND tersebut, sehingga mereka pusing bagaimana cara
menghabiskan kuata yang harus di penuhi oleh orang birokrasi sebanyak 500
orang, sedangkan pada waktu itu
birokrasi hanya bisa mendapatkan 200 mahasiswa yang benar-benar membutuhkannya.
Pada
tahun 2012 ini, tidak hanya tidak hanya dari daftar yang sekolah-sekolah
berikan kepada UNAND untuk bisa mendapat bidik misi ini, tetapi UNAND juga
sudah melakukan tindakan mencari sendiri ke luar lingkungan UNAND terhadap
mahasiswa yang benar tidak mampu tidak terjamah oleh sekolah-sekolah tersebut.
“Banyaknya calon mahasiswa yang di daftarkan oleh sekolah-sekolah untuk
mendapatkan bidik misi, namun semua data yang diserahkan oleh sekolah-sekolah
tersebut terdapat banyaknya data-data palsu dari siswa mereka, setelah UNAND melakukan
evaluasi dini sebelum menyerahkan bidik misi tersebut,” ujar Sekjen BEM KM
UNAND Budi pada kesempatan wawancara di kantor BEM KM UNAND di PKM UNAND,
Padang, Selasa (31/1).
Pada
saat melakukan wawancara mengenai kontroversi beasiswa bidik misi kepada para
pejabat fakultas, mereka tidak ingin melakukan wawancara, dan hanya melakukan
tutup mulut untuk di minta keterangan megenai hal tersebut.*
Posting Komentar