Mohon Maaf Atas Ketidak Nyamanan Anda Dalam Mengakses Sebagian Link, Karena Masih Dalam Perbaikan
Home » » Beasiswa Bidik Misi Yang Meberikan Kebuntungan

Beasiswa Bidik Misi Yang Meberikan Kebuntungan

Written By andalas journal of history on Kamis, 02 Februari 2012 | 06.38

PADANG.AJOH. Beasiswa bidik misi adalah sebuah program Universitas seluruh Indonesia dimana dananya di alokasikan kepada mahasiswa yang tidak mampu untuk membayar uang kuliah dan segala keperluan kuliah, yang dimana semuanya berlangsung selama 4 tahun batas mahasiswa tersebut lulus dalam pendidikan sarjananya di Universitas tersebut.
 
Dalam mealokasikan beasiswa tersebut, para pemimpin Universitas telah melakukan berbagai survey terhadap mahasiswa yang akan menerima, apakah mereka pantas untuk menerimanya, atau kah tidak. Dalam prespektif seperti ini UNAND telah melakukannya dengan baik, namun belum sepenuhnya baik. Masih banyak di lingkungan UNAND mahasiswa yang seharusnya tidak mendapatkan beasiswa tersebut, tapi mereka dapat.
 
“Mahasiswa hanya sebagai tikus-tikus yang diperbodoh dan beasiswa tersebut bisa di dapatkan dengan Cuma-Cuma. Banyaknya para pemimpin UNAND memainkan monopolinya di dalam bidik misi ini. Yang dimana eksistensi bidik misi ini tidak tau mau kemana harus di alokasikan lagi. Dan mahasiswa penerima bidik misi tersebut tidak dapat melalukan arpirasinya di dalam perkuliahan dan tidak adanya kebebasan di dalam bertindak, selalu saja merasa di pantau, karena mereka sudah terikat dengan adanya surat perjanjian yang mereka tandatangani,” kata Gubernur BEM Fakultas Ilmu Budaya UNAND Eldo pada saat ditanyakan mengenai masalah bidik misi tersebut di ruang hima sejarah UNAND, Padang, Selasa (31/1).
 
Beasiswa Bidik misi ini kebanyakan hanya orang-orang yang mampu dan mereka kenal terhadap birokrasi UNAND tersebut, sehingga mereka pusing bagaimana cara menghabiskan kuata yang harus di penuhi oleh orang birokrasi sebanyak 500 orang,  sedangkan pada waktu itu birokrasi hanya bisa mendapatkan 200 mahasiswa yang benar-benar membutuhkannya. 
 
Pada tahun 2012 ini, tidak hanya tidak hanya dari daftar yang sekolah-sekolah berikan kepada UNAND untuk bisa mendapat bidik misi ini, tetapi UNAND juga sudah melakukan tindakan mencari sendiri ke luar lingkungan UNAND terhadap mahasiswa yang benar tidak mampu tidak terjamah oleh sekolah-sekolah tersebut. “Banyaknya calon mahasiswa yang di daftarkan oleh sekolah-sekolah untuk mendapatkan bidik misi, namun semua data yang diserahkan oleh sekolah-sekolah tersebut terdapat banyaknya data-data palsu dari siswa mereka, setelah UNAND melakukan evaluasi dini sebelum menyerahkan bidik misi tersebut,” ujar Sekjen BEM KM UNAND Budi pada kesempatan wawancara di kantor BEM KM UNAND di PKM UNAND, Padang, Selasa (31/1).
 
Pada saat melakukan wawancara mengenai kontroversi beasiswa bidik misi kepada para pejabat fakultas, mereka tidak ingin melakukan wawancara, dan hanya melakukan tutup mulut untuk di minta keterangan megenai hal tersebut.*
Share this article :

Posting Komentar