Siapa lagi yang dapat disalahkan atas semua
sandiwara yang tengah dijalankan hampir setiap lapisan masyarakat? Pada siapa
lagi kepercayaan ini akan digantungkan
saat dunia ini mengalami krisis kepercayaan?
Bukan saja para
politisi busuk yang berkedok sebagai super
hero dan mengatas namakan
kesejahteraan masyarakat. Hukumpun dapat
dipermainkan, bahkan mereka yang berkedok sebagai orang terhormat lebih rendah
dari seoarang pelacur. Jjika bisa mungkin Negara Indonesia ini akan digadaikan hanya
untuk mendapatkan materi yang menjadi kebutuhan dasar hidup. Namun yang
memilukan adalah saat orang-orang bangga akan kemiskinan yang melanda mereka
dan menjadi sebuah alasan dalam berperan sebagai para peminta dan pengemis.
Padang kota tercinta nan elok dan berbudaya . salah satu
kota yang memegang teguh ajaran agama islam dengan pepatah adat “ adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah”. Ternyata menyimpan bayak sisi gelap atas
kehidupan masyarakatnya sendiri. Para pengemis, anak jalanan dan pengamen
adalah masyarakat miskin ter-elit yang ada di kota padang. Mungkin dibenak kita
akan terlintas kehidupan mereka yang serba kekurangan, tinggal di kolong
jembatan atau pun rumah kardus. Namun itu semua sangat jauh dari pemikiran
kita. Faktanya di padang sendiri tidak pernah ada anak jalanan, pengemis,
ataupun pengamen yang tinggal dikolong jembatan, rumah kardus dan sebagainnya.
melainkan mereka mempunyai sebuah rumah kontrakan dengan perabotan yang lengkap
seperti mesin cuci, tv kulkas dan peralatan mewah lainnya dan Berpenghasilan
50-200 ribu per hari.
Sebut saja daerah kayu kalek, perumahan padang sarai yang
berada di lubuak buayo adalah salah satu tempat tinggal para pengemis, anak
jalanan, dan pengamen. Mereka sendiri tidak menempati rumah penduduk melainkan
menenpati rumah kontrakan yang berada disekitar komplek perumahan tersebut.
Bahkan rumah-rumah tersebut bukanlah rumah yang dapat digolongkan sebagai suatu
suatu keadaan yang mencirikan kemiskinan yang sangat memilukan. Dan juga
tempat-tempat lain diantaranya dibelakang pos jalan jendral sudirman, dekat
taman imam bonjol, dan didekat jembatan siteba. Di tempat-tempat tersebut
mereka mempunyai base camp beberapa rumah kontrakan. Keadaan didalam rumahpun
sama seperti pada perumahan padang sarai. Mereka
dilengkapai dengan fasilitas-fasilitas yang dapat digolongkan sebagai
barang-barang mewah. Bahkan yang
mencengangkan saat mereka akan menunaikan tugas, mereka dilengkapi dengan
sepeda motor dan kendaraan itu merupakan kendaraan pribadi mereka sendiri.
Namun yang menjadi
pertayaan adalah kemiskinan seperti apa yang selama ini mereka perankan ?(yuni)
Posting Komentar