Mohon Maaf Atas Ketidak Nyamanan Anda Dalam Mengakses Sebagian Link, Karena Masih Dalam Perbaikan
Home » » Workshop Ilmu Sejarah Unand Di Sawah Lunto

Workshop Ilmu Sejarah Unand Di Sawah Lunto

Written By andalas journal of history on Rabu, 29 Februari 2012 | 03.38

    Tepatnya tanggal jum’at 17 Februari 2012 Jurusan Ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas  berangkat ke Sawah Lunto dalam Rangka Workshop untuk Mahasiswa baru angkatan 2011. Berangkat dari Unand  dengan dua buah bus kampus, diikuti oleh 31 orang mahasiswa baru, dengan panitia Mahasiswa sejarah angkatan 2009, juga turut menyukseskan  oleh mahasiswa angkatan lainnya mulai dari 2010 sampai 2005, selain itu tidak lupa di dampingi oleh dosen  pembimbing lapangan, yaitu, oleh Dr. Mhd. Nur, MS, Israr Iskandar, S.S, Dra. Eni May, M. Si juga ketua Jurusan Ilmu Sejarah Drs. Sabar, M. Hum dan PD III Dr. Anatona, M. Hum.
Berangkat jam 08.30 Wib dan sampai di Sawah Lunto ketika azan Shalat Jum’at Berkumandang. Berhenti di Museum Kereta Api Sawah Lunto tepat sekali sambil menunggu selesai Shalat Jum’at karena memberi kesempatan ke pada Mahasiswa Ilmu Sejarah Untuk menyaksikan bagaimana sejarah Stasiun kereta Api sawah Lunto. Di Museum tersebut banyak sekali peninggalan bukti sejarah Kereta Api pada masa Kolonial Belanda, Kereta Api di Sawah Lunto sangat di butuhkan pada masa itu untuk mengangkut Emas Hitam dari Sawah Lunto, yaitu Batu Bara.
Berkunjung ke sawahlunto merupakan salah satu pengalaman yang berharga. Di sana kita dapat menyaksikan peninggalan-peninggalan bersejarah seperti peninggalan gudang ransum, lobang mbah suro, dan banyak lagi yang lain apalagi daerah tempat tujuan adalah Desa rantiah, desa yang sudah di tetapkan dalam Perda Kota Sawah Lunto sebagai Desa Wisata dengan Program – Programnya, Arung Sungai, Traking ke air terjun dengan 4 view yang berbeda, Camping Ground di tepi Sungai, Live in,  Seru – seruan menangkap ikan disawah, Autbond dan banyak lainnya.
Kemudian mengikuti pembukaan Workshop yang akan dibuka oleh Walikota, tapi karena ada halangan akkhirnya digantikan oleh pihak Dinas Pariwisata Sawah Lunto. Kemudian dilanjutkan perjalanan ke Museum Goedang Ransoem, Museum ini diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada 17 Desember 2005.  Di Museum Goedang Ransoem para peserta dihidangkan dengan berbagai informasi masa lalu Sawah Lunto. Ketika tiba di halaman Goedang Ransoem seakan – akan waktu berputar ke masa sejarah Sawah Lunto, gambaran kehidupan orang rantai, bagaimana sistem pertambangan Ombilin.
Bangunan Goedang Ransoem didirikan tahun 1918, yang berfungsi sebagai  Dapur Umum tempat memasak Makanan  dan memenuhi kebutuhan Makanan bagai pekerja tambang  dan RSU  sawah Lunto  yang berjumlah Ribuan.  Kemudian setelah kemerdekaan Repiblik Indonesia mengalami alih Fungsi  seperti tahun 1945 – 1950 sebagai memasak makanan bagi  Tentara ( TKRI). 1950 – 1960, sebagai  tambang penyelenggaraan  administrasi bagi kepentingan  perusahaan tambang Batu Bara Ombilin. 1960 – 1970 sebagai tempat pendidikan Formal  setingkat sekolah Menengah Pertama ( SMP Ombilin). 1970  - 1980 berfungsi sebagai tempat hunian  karyawan Tambang Batu Bara Ombilin. 1980 sampai 2004 sebagai hunian Karyawan dan masyarakat Sawah Lunto.
Selain itu peserta di berikan materi oleh departemen Pariwisata juga dihidangkan dengan film dokumenter tentang Sawah Lunto, setelah usai di Kota Sawah Lunto perjalanan di lanjutkan ke Desa Rantiah. Masyarakat Desa Rantiah menyambut dengan apresiasi yang tinggi kedatangan Mahasiswa Ilmu sejarah. Dengan mempersiapkan persembahan dari grup tari. Besok harinya peserta dari sejarah angkatan 011 di bangunkan pagi – pagi untuk melaksanakan Shalat Subuh berjamaah dilanjutkan dengan olah raga bersama sambil menikmati keindahan Desa Rantiah sebagai Desa Wisata.
Kemudian Mahasiswa baru diajarkan bagaimana terjun kemasyarakat untuk mencari informasi. Wawancara yang sebelumnya hanya di pelajari di ruang perkuliahan sekarang di praktekan langsung, dengan teknis perkelompok yang di beri tema berbeda. Kemudian menuliskan hsil laporan dari wawancara serta mempresentasikannya. Tidak hanya itu mahasiswa juga diajarkan kreativitas lainnya. Setiap kegiatan yang diadakan tidak lupa menekankan rasa kebersamaan itu terlihat sekali ketika tiba waktu makan, makanan disatukan dalam satu baris kemudian makannya secara rolling antara senior dan junior.
Malamnya di lanjutkan dengan pertemuan dengan alumni dari angkatan tuasampai yang muda, temu ramah diawali dengan pemberian materi dari senior di wakili oleh Rizki Kurniawan, S.S. mantan Aktivis kampus dari Jurusan Ilmu Sejarah Angkatan 2005, semasa menjadi Mahasiswa beliau Aktif di FSI FSUA ( Forum Studi Islam Universitas Andalas), dan menjadi Presiden di BEM KM UNAND. Tampak sekali apresiasi dari mahasiswa dalam temu ramah dengan senior, karena dalam acara seperti itu antara alumni dengan yang lainnya bisa berkumpul berbagi pengalaman dan saling mengenal apalagi banyak yang sudah terjun kedunia kerja.Suri.
Share this article :

Posting Komentar