Mahasiswa Universitas Andalas (Unand) kembali menentang
kebijakan kampus yang dinilai diskriminatif dan terkesan terlalu tergesa-gesa.
Setelah sebelumnya Unand mengeluarkan Peraturan Rektor Unand
yang salah satu poinnya berisi mahasiswa dilarang melakukan unjuk rasa atau
demonstrasi serta mengeluarkan pendapat di depan umum di dalam kampus untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan tanpa pemberitahuan secara
tertulis ke universitas, fakultas, jurusan, dan atau bagian terlebih dahulu
yang ditentang oleh kalangan aktivis kampus. Sekarang Unand mengeluarkan
kebijakan akan mengeluarkan mahasiswa dari kampus jika Indeks Prestasi
Kumulatifnya (IPK) nya selama empat semester di bawah 2,00.
Seperti yang terjadi yang memberlakukan sistem DO kepada
mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan selama empat semester memiliki IPK
di bawah 2,00. Kebijakan tersebut ditolak mahasiswa yang terancam DOmayoritas
mahasiswa angkatan 2009 yang terancam DO. penerapan kebijakan tersebut sebagai
langkah dan upaya Unand menuju kampus terkemuka dan bermartabat sebagaimana
visi Unand. Melalui visi yang kemudian dijabarkan dengan misi dan tujuan tergambar
dengan jelas bahwa upaya menuju kampus yang terkemuka dan bermartabat
adalah dengan menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi yang berkualitas
dan berkesinambungan.
Salah seorang mahasiswa kampus yang tidak mau disebutkan
nama mya ini,kebijakan ini sangatlah kurang mendidik,sosialisasi tentang
kebijakan inipun kurang teraliasi.satu hal yang menjadi point para mahasiswa
selma ini yaitu tentang Fungsi dari dosen Pembimbing Akademik yang kurang
memperlihatkan fungsi sebenara nya.
Mahasiswa yang seharus nya dibimbing dalam bidang akdemik
malah dicuekin bahkan ada dosen yang sama sekali tidak pernah bertemu dengan
mahasiswa bimbingan nya.
Bagi orang tua mahasiswa yang di-DO menjadi persoalan
besar mengingat biaya yang harus dikeluarkan tentu menjadi lebih besar.
Apalagi di tengah ekonomi masyarakat yang semakin sulit saat ini. Permasalahan
tentu tidak sampai disitu saja, kampus swasta seperti dijadikan “sampah” guna
menampung mahasiswa dari kampus negeri seperti Unand yang tidak mampu
mencapai IPK seperti yang disyaratkan. Sehingga kualitas kampus swasta menjadi
semakin sulit bersaing dengan kampus negeri. Jika kampus swasta tak mau
menerima mereka, pengangguran baru akan tercipta. Sampai setik ini permasalhan
ini masih jadi perdebatan dan terus didiskusikan solusi nya yang terbaik.
Posting Komentar