Mohon Maaf Atas Ketidak Nyamanan Anda Dalam Mengakses Sebagian Link, Karena Masih Dalam Perbaikan
Home » » PENGAMEN LAMPU MERAH POS

PENGAMEN LAMPU MERAH POS

Written By andalas journal of history on Senin, 13 Februari 2012 | 04.48

Ilustrasi Pengamen
           Lampu merah di Pos merupakan salah satu perkumpulan pengamen yang ada di kota Padang ini, lampu merah adalah tempat mereka untuk mencari uang, disini tidak bisa sembarangan yang bisa mengamen, karena mereka mempunyai komunitas atau kelompok,  untuk bisa mengamen dilampu merah ini mereka harus mempunyai kartu nama terlebih dahulu dimana  satu kelompok terdiri dari 20 orang.
            Nama kelompok yang dijumpai mengamen pada hari Sabtu, 11 Februari 2012 jam 14.00 adalah Lame’ fc ( lampu merah fc ) salah satu diantaranya adalah Ryan, Dimas, ayak dan masih banyak yang lainnya,  mereka mulai beroperasi mulai dari jam 10.00 -18.00 Wib kalau tidak ada pamong, tetapi kalau ada pamong yang mengejar- ngejar mereka hanya sampai jam 15.00 Wib.
            Anggota lame’ tidak hanya terdiri dari pengamen-pengamen yang remajanya saja tetapi juga ada yang masih kecil, seperti Beni yang berumur 8 tahun, dia mengamen dengan gitar kecilnya, dan ia tinggal bersama dengan ibunya.
            Alasan-alasan mereka semua mengamen adalah tidak lain hal karena faktor ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi meskipun mereka semua sekelompok mereka tidak tinggal bersama, mereka mempunyai uang kas yang dipungut sebanyak Rp1.000 – 2.000 / harinya, gunanya untuk cadangan atau terjadi kejadian diluar dugaan, seperti dikejar-kejar pamong sehingga harus cepat pulang atau karena memang penghasilan hari itu yang sedikit.
            Menjadi seorang pengamen seumur hidup bukanlah keinginan mereka, adanya keinginan untuk merubah hidup dari mereka seperti ayak. Ayak ingin merubah hidupnya, karena tidak mungkin terus-terusan untuk mengamen, ayak mengaku pernah mengikuti audisi indonesian idol, itu lah pengakuan pengamen lampu merah pos.(nela)
Share this article :

Posting Komentar