Oleh: RANI DELVIA
Mahasiswi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas
Tari Piring |
Sumatera Barat yang beribu kota Padang
terletak pada koodinat 3º 50' LS - 1º 20' LU dan 98º 10' - 102º 10' BT. Umumnya pada daerah yang memiliki luas total 42.297,30 km2
ini digunakan Bahasa Minang Kabau, Bahasa Melayu,
dan Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Sumatera Barat merupakan salah
satu provinsi terluas kesebelas yang terdapat di Indonesia. Provinsi cantik
yang memiliki sejuta pesona alam dan budaya, sehingga tidak mengherankan
menjadi target wisata baik regional maupun domestik.
Masyarakat Sumatera Barat identik dengan Suku
Minang Kabau yang memiliki bahasa yang berbeda dialeknya di tiap daerah. Namun,
untuk soal pemahaman bahasa Minang Kabau cenderung mudah dipahami. Pada masa
kolonial Sumatera Barat pernah menjadi pusat pendidikan di Sumatera dengan
Surau sebagai sentral pendidikan. Jadi, mayoritas agama di provinsi ini adalah
Islam.
Di Sumatera Barat dapat ditemui barbagai
jenis objek wisata, salah satunya adalah wisata budaya. Wisata budaya cukup
menjanjikan di Minang Kabau karena di wilayah ini terdapat berbagai pilihan
tempat wisata budaya yang juga didukung oleh keelokan alamnya. Selain karena
keunikan budaya yang terdapat pada objek wisata, nilai sejarah yang terdapat
didalamnya serta kecantikan panorama alamnya menjadi daya tarik tersendiri
daerah Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata. Meningkatnya angka
kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat tentu akan turut mempengaruhi pendapatan
daerah dan banyak aspek positif lain.
Kekhasan masyarakat dan budaya Minang Kabau memiliki
nilai plus tersendiri dimata turis lokal maupun interlokal. Warisan budaya
berupa arsitektur, keseniaan daerah, peninggalan sejarah memiliki daya tarik
tersendiri. Ini dikarenakan oleh banyaknya nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Objek wisata budaya yang dapat dan seringkali
dikunjungi wisatawan Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang; Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan Pancung
Soal; Pulau Cingkuk dengan peninggalan Benteng
Portugis, Istano Basa Pagaruyung,
Candi Padang; Prasasti Padang Roco di
Kabupaten Dharmasraya, dan masih banyak lagi yang lain.
Wisata budaya sangat potensial untuk untuk
dikembangkan di daerah ini. Selain karena Sumatera Barat memiliki banyak objek
wisata budaya hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Jika minat
masyarakat atau wisatawan terhadap situs budaya meningkat tentu akan
mempengaruhi pendapatan daerah, membuka lapangan kerja, melestarikan budaya
daerah serta mengenalkan daerah pada masyarakat luas.
Meskipun potensi wisata budaya di Sumatera
Barat tidak setinggi potensi wisata di Bali dan Yokyakarta, namun wisata Sumatera
Barat cukup beragam dan memiliki daya tarik tinggi. Namun potensi ini belum
dimanfaatkan secara optimal disinilah peranan pemerintah daerah, masyarakat,
dan pihak swasta perlu ditunjukan. Dinas pariwisata dan pemerintaha daerah
setempat memiliki bagian penting dalam masalah ini.
Melihat pada realita yang ada di lapangan
saat ini dilihat bahwa usaha pemerintah setempat dalam upaya peningkatan wisata
di Sumatera Barat masih setengah-setengah. Ini terbukti dengan banyaknya objek
wisata dan budaya yang tidak dikelola dengan baik, seperti masalah perawatan
terhadap daerah dan objek wisata, pelayanan serta fasilitas yang disediakan.
Banyak daerah yang potensial untuk dijadikan tujuan wisata, namun
pengelolaannya dan perhatian setempat sangat kurang sehingga objek wisata
tersebut kurang dilirik oleh wisatawan.
Upaya yang setengah-setengah dari pemerintah
mengakibatkan kurangnya angka kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat, terutama
setelah gempa tahun 2009. Seharusnya, pemerintah lebih memperhatikan
pariwisata, terutama wisata budaya. Karena income yang dihasilkan dari sektor
wisata cukup menjanjikan untuk daerah. Manfaat yang dirasakan tidak hanya oleh
pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat setempat. Seperti terbukanya lapangan
perkerjaan baru.
Untuk meningkatkan angka pariwisata di
Sumatera Barat, terutama wisata budaya dapat dilakukan berbagai upaya.
Diantaranya adalah pemerintah lebih memperhatikan pengelolaan daerah wisata,
memberikan perhatian khusus dalam upaya pelestarian budaya, memberikan anggaran
khusus terhadap perawatan objek wisata, peningkatan fasilitas dan pelayanan
terhadap wisatawan, serta membuat peraturan khusus mengenai pariwisata yang
benar-benar diterapkan di lapangan, seperti tindakan terhadap pelanggaran,
menyelenggarakan event-event budaya yang saat ini semakin jarang ditemukan, dan
meningkatkan promosi wisata keluar. Disini peranan media masa juga diperlukan.
Karena dengan promosi atau mengenalkan sesuatu melalui media masa lebih menarik
hati khalayak ramai, serta jangkauannya lebih luas. Selain itu peranan
masyarakat juga diperlukan untuk meningkatkan angka wisatawan, misalkan dengan
jalan memelihara dan menjaga daerah atau lingkungan wisata tanpa melakukan
pengrusakan. Sehingga diharapkan kedepannya wisata budaya di Sumatera Barat
dapat menarik banyak hati dan populer ditengah masyarakat Indonesia. Serta
suatu budaya yang terdapat dalam suatu kelompok atau masyarakat dapat terus
lestari dan mampu bersanding dengan budaya modern yang terus berkembang seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Posting Komentar